Jumat, 28 Februari 2014


mungkinkah ini adalah sejarah yang sesungguhnya tentang awal terbentuknya Bs melati??? Kalau kita simak baik-baik,banyak kesamaan yang akan kita temui dalam artikel ini..!


Pendirian Paguyuban Pencak Silat Nampon [1]

Pada akhir abad ke-19 Pencak Silat Nampon telah dipelajari secara terbatas tetapi baru dikenal luas pada tahun 1932 ketika Nampon melakukan aktivitas nyleneh di depan stasiun Padalarang. Saking girangnya menyambut kelahiran anak pertamanya, Nampon diluar kesadarannya berteriak-teriak seperti orang gila. Karena dianggap gila, Nampon hendak diringkus beramai-ramai. Namun dari sekian orang yang akan menjamah tubuhnya jatuh terpelating. Pada tahun 1920, Tjoa Nam Fu, China peranakan Semarang mengajarkan silat Kaifeng pembangkit manit krach, seorang muridnya bernama Mahmud dari Sarikat Islam. Kelak Mahmud setelah mendapatkan jurus-jurus Kaifeng bergelar Nampon (dari kata Namfu) Nampon lahir di Ciamis pada tahun 1888 dan wafat tahun 1962. Semula adalah pegawai di jawatan kereta api di zaman Belanda. Ia dipecat dan berulang kali masuk bui karena sikapnya yang anti penjajah Belanda. Di antara murid Nampon yang berjasa ikut mengembangkan tenaga dalam adalah Setia Muchlis dan KM Tamim yang kemudian mendirikan perguruan TRI RASA yang banyak diikuti kalangan Mahasiswa di Bandung, di antaranya murid itu adalah Bung Karno dan M Natsir. Menurut kalangan pendekar sepuh di wilayah Jawa Barat, sebelum memperkenalkan “jurus tenaga dalam“ Nampon banyak belajar ilmu dari pendekar yang lebih senior. Ia pernah berguru pada Abah Khoir pencipta Silat Cimande, dan pendekar- pendekar asal Batavia di antaranya Bang Madi, Bang Kari, Bang Ma’ruf juga H Qosim pendekar yang diasingkan kerajaan Pagar Ruyung, Padang karena mengajarkan silat di luar kerajaan. Aliran bercorak Nampon menyebar ke Jawa Tengah melalui perguruan Ragajati, JSP (jurus seni penyadar) dan beberapa aliran tanpa nama. Kini ketika perguruan tenaga dalam menjamur hampir di seluruh kota dengan bendera yang berbeda-beda (walau corak jurus dan oleh napas serupa), kemudian muncul pertanyaan, dari mana asalnya ilmu tenaga dalam dan siapa tokoh yang pertama kali menciptakannya?

pendiri perguruan budi suci

Perguruan Budi Suci didirikan oleh Haji Abdul Rosyid. Aliran ini banyak menyebar ke Jawa dan Sumatra. Sidik, murid dari H Abdul Rosyid, pada tahun 1985 mengatakan bahwa jurus tenaga dalam Budi Suci diwarnai keilmuan Abah Khoir dan Nampon. Begitu halnya dengan aliran yang banyak berkembang di Jawa Tengah, seperti Ragajati di Banyumas, JSP (Jurus Seni Penyadar) di Tegal dan beberapa aliran di Semarang. Di pulau Jawa, Budi Suci berkembang di wilayah pantai utara ke arah timur mulai dari Jakarta, Bekasi, Karawang, Cikampek, Kuningan, Indramayu dan Cirebon, Semarang, Rembang dan tahun 1983 di Sirahan, Cluwak, Pati Utara. Dari kalangan Budi Suci atau perguruan yang mengambil sumber dari aliran yang didirikan H Abdul Rosyid ini setidaknya ada 3 nama tokoh yang disebut-sebut dalam “ritual” yaitu (Madi, Kari dan Syahbandar.) Dari aliran Budi Suci yang keilmuannya konon bersumber dari Khoir dan Nampon, juga tidak berani mengklaim bahwa tenaga dalam itu bersumber (hanya) dari Nampon seorang. Begitu halnya kalangan yang mengambil sumber dari Margaluyu. Kalangan Budi Suci, menganalisa bahwa Namponlah yang patut dianggap sebagai pencipta, karena dalam ritual (wirid), nama- nama yang disebut adalah Madi, Kari dan Syahbandar (Syeh Subandari), sedangkan nama Nampon tidak disebut-sebut. Ini menunjukkan bahwa inspirasi ilmu berasal dari tokoh sebelum Nampon, walau nampon yang kemudian merangkum dan menyempurnakannya. Namun kesimpulan itu diragukan mengingat pada masa pendekar Madi, Kari, Sahbandar ini tenaga dalam belum dikenal. Terbukti, dalam suatu peristiwa saat Madi diserang kuda binal juga mematahkan kaki kuda dengan tangkisan tangannya, dan Khoir guru dari Nampon saat bertarung dengan pendekar Kung Fu, juga menggunakan selendang untuk mengikat lawannya pada pohon pinang. Artinya, jika tenaga dalam itu sudah ada, dan mereka-mereka itu adalah pakarnya, kenapa musti pakai selendang segala? Kenapa tidak pakai “jurus kunci” agar pendekar Kung Fu itu tidak bisa bergerak. Justru pemanfaatan tenaga dalam itu baru tercatat pada era Nampon tahun 1930-an. Kasus “histeris” saat menyambut kelahiran anaknya di depan stasiun Padalarang, dan pertarungan Nampon dengan Jawara Banten juga saat melayani tantangan KM Thamim yang (setelah kalah) lalu berguru kepadanya.
sumber. wikipedia

sejarah bs melati
versi yang ada sekarang


Sekitar tahun60-an, seseorang yang bernama Bapak A Munawir yang berasal dari Purworejo mendapat kepercayaan atau mandat untuk merintis dan mengembangkan beladiri pencak silat Budi Suci dari gurunya yang berasal dari Jawa Barat. Setelah beberapa tahun berjalan, ternyata perkembangan Budi Suci yang dipimpin oleh Bapak A Munawir tidak banyak mengalami kemajuan, khususnya di Kota Semarang yang mana pada saat itu beliau berdomisili di Semarang. Hal tersebut disebabkan karena usia beliau yang sudah lanjut dan masih belum tersusun administrasi yang baik. Oleh sebab hal tersebut, pada tanggal 7 Agustus 1978, Bapak A Munawir mewariskan ilmunya dan memberi mandat kepada salah seorang muridnya yang bernama Achmad Boesjairi yang berasal dari Jember untuk mengembangkan dan melestarikan Budi Suci. Maka sejak itu Achmad Boesjairi meneruskan dan mengembangkan Budi Suci secara tertib administrasi sampai ke daerah- daerah lain dengan alamat sekretariat pusat di Purwosari Wijilan No.360A, Kudus, Jawa Tengah. Pada awal tahun 1986 sebelum Bapak A Munawir wafat, beliau pernah datang ke sekretariat pusat Budi Suci di Kudus dengan tujuan ingin menggabungkan Budi Suci yang dipimpinnya dengan Budi Suci yang dipimpin oleh Achmad Boesjairi. Beliau juga berpesan kepada salah seorang murid terdekatnya di Semarang bahwa bila ia ingin melanjutkan dan mengembangkan Budi Suci supaya bergabung dengan Budi Suci yang dipimpin Achmad Boesjairi di Kudus, karena pada saat itu telah disinyalir bahwa banyak bermunculan nama Budi Suci di daerah-daerah lain yang ternyata bukan satu aliran dan hanya kebetulan memiliki nama yang sama. Demi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk membedakan aliran Budi Suci yang berpusat di Kudus dengan aliran Budi Suci yang lain, maka Achmad Boesjairi selaku guru besar Seni Bela Diri Silat Budi Suci mengambil suatu kebijaksanaan untuk mengeluarkan Surat Keputusan No.01/GB/BSMelati/1/1960 Tgl.13-01-1990 tentang perubahan nama Budi Suci yang berarti perbuatan baik menjadi Budi Suci Melati (BS Melati) yang berarti perbuatan baik lahir dan batin. Dengan arti kata lain bahwa Budi Suci Melati (BS Melati) lebih mengutamakan mutu atau kualitas dibandingkan dengan kuantitas. Kemudian pada tanggal 19 April 1996, sekretariat pusat dipindahkan ke Semarang berdasarkan Surat Keputusan Guru Besar No.02/GB/BSMelati/IV/96 ke alamat Jalan Randu Garut No.27 Rt.004 Rw.08, Tugu, Semarang, Jawa Tengah.

kami tidak bisa di remehkan




Saudaraku,
sering kita berfikir bahwa dalam melaksanakan aktifitas da’wah, maka faktor kualitas lah yang menjadi ukuran, bukan kuantitas.
Entahlah, mungkin kesimpulan tersebut muncul sebagai ‘alasan pembenaran’ karena kita tidak mencapai target rekrutmen yang ditetapkan.


Sebagian diantara kita memang ada yang berhasil mencapai target yang ditetapkan, bahkan melebihi dari target, sebagian lagi sesuai dengan target,  dan sebagian yang lain lagi ada yang tidak mencapai target.

Semoga diantara kita tidak ada yang masuk golongan atau kelompok keempat, yaitu kelompok yang tidak bekerja sama sekali, bahkan selalu berkeluh kesah dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Kebijakan umum suatu jamaah da’wah adalah adanya penumbuhan
jumlah dan peningkatan kualitas kader da’wah.
Ini membuat agenda tarbiyah menjadi lebih besar dan berat.

Namun bukan berarti tidak mungkin.
Selama ikhtiar da’awi kita selaras dengan sunnah syar’iyyah
dan sunnah kauniyah, hal-hal yang berat dalam pandangan
sebagian manusia menjadi ringan karena pertolongan Allah SWT.

Kualitas tentu saja harus mendahului kuantias. 
Ketika kualitas kader baik, maka mudah untuk memompa kuantitas.
Perlu juga dipahami kembali bahwa da’wah kita adalah harakah nukhbawiyah, artinya da’wah yang menempatkan kader sebagai aset utama gerakan
dan sebagai ujung tombak terdepan seluruh aktifitas da’wah.

Ketika da’wah harus mampu menjangkau dan menggerakkan seluruh unsur masyarakat, maka pembesaran jumlah kader
sebagai anashir  da’wah menjadi mutlak diperlukan.

Dan ketika misi da’wah juga harus mampu menghasilkan
perubahan-perubahan besar di berbagai aspek kehidupan,
maka peningkatan kualitas kader menjadi suatu keniscayaan.

Perpaduan antara aspek kuantitas dan kualitas inilah
yang digambarkan Allah SWT dalam ayat :
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertaqwa (rabbaniyyin), mereka tidak menjadi lemah
karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah,
dan tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh.
Allah menyukai orang-orang yang sabar (3/146)
Benarkah kuantias atau jumlah tidak penting dalam aktifitas da’wah ?
Tulisan berikut ini mencoba membuat analisis tentang pentingnya kuantitas tersebut.  Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat kita semua, sehingga semboyan “Banyak dalam Kuantitas, Baik dalam Kualitas” bisa kita capai, insya Allah.
 
Setiap nabi telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Ada nabi dan rasul yang ajarannya berumur panjang, tetapi ada juga nabi yang ajarannya hanya sebatas umur sang nabi. Salah satu rahasianya adalah jumlah pengikut yang menyertai mereka. Semakin banyak pengikutnya, kemungkinan ajarannya berumur panjang akan semakin besar.

Yusuf Qordhowi dalam fiqh prioritas menjelaskan bahwa memrioritaskan kualitas memang harus didahulukan daripada kuantitas, akan tetapi bukan berarti kuantitas sama sekali tidak penting. Banyaknya kader juga sangat berpengaruh pada percepatan perkembangan Islam diawal2 kekhalifahan, tentu kader yg dimaksud adalah kader yang berkualitas.
Nabi Yusuf AS meraih tangga kekuasaan memang bukan dengan keperkasaan kuantitas maupun kualitas pengikut, akan tetapi lebih mengandalkan integritas kepribadian yang beliau miliki disamping mengandalkan mukjizat-mukjizat Allah. Integritas kepribadian yang memancar itulah kemudian mampu menarik perhatian sang Raja Mesir untuk mengangkat beliau sebagai bendahara kerajaan untuk kemudian secara aklamasi beliau diangkat menggantikan sang raja.
Nabi Musa AS adalah sosok aktivis gerakan yang mengalami berbagai cobaan yang luar biasa. Integritas pribadinya mampu meluluhkan tukang sihir kerajaan bersimpuh memohon ampunan kepada Allah. Pun juga mampu membebaskan Bani Israel yang mengikuti beliau dari cengkeraman Fir'aun. Sayangnya pengikut yang besar tersebut tidak memiliki kualitas yang memadai untuk menjadi bangsa yang besar. Lihatlah ketika beliau hendak memasuki negeri yang dijanjikan Allah.

21. Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.

22. Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya."

23. Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman."

24. Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja."  (QS. Al-Maidah)

Itulah sebabnya Allah menghukum bani israel selama 40 tahun berputar-putar dan tidak mampu memasuki negeri tersebut.

Dan mungkin karena itulah Allah tidak mentakdirkan musa menjadi raja pada episode berikutnya.
Dakwah Muhammad SAW adalah gabungan dari banyak hal, dan apa-apa yang tertulis disini tentu lebih sedikit dari gabungan tersebut. Dakwah beliau adalah gabungan dari integritas pribadi yang luar biasa, banyaknya pengikut beliau, kualitas kader yang handal, juga pelipatgandaan jumlah yang luar biasa, artinya, selain didukung oleh kualitas, juga kuantitas pengikutnya.

Dalam sejarah manajemen, seringkali muncul pemimpin yang handal ketika dalam kondisi krisis. Dan krisis yang cukup rumit adalah politik, sedangkan yang paling rumit adalah perang. Lihatlah bagaimana rasulullah mengelola krisis yang paling rumit tersebut, beliau mampu memunculkan kader yang siap mati, bukan hanya siap merekrut orang serta menyadarkan orang.


Ketika Nabi kita memimpin operasi militer  pada Perang Badar di tahun kedua Hijrah (624 M) kekuatan pasukannya masih terdiri dari 313 dengan perlengkapan  tidak memadai dan 3 ekor kuda .
Setahun kemudian ketika terjadi Perang Uhud armada tempur beliau sudah berjumlah 700 orang dengan 100 orang diantaranya telah mengenakan  pakaian perang lengkap serta dilengkapi dengan 50 pasukan berkuda dan 50 pasukan pemanah

Dari data itu kita dapat hal yang luar biasa, 1 tahun kepemimpinan Rasulullah mampu meningkatkan jumlah kadernya menjadi 100% lebih. (silahkan dikoreksi jika data salah)

Pada saat terjadi Perang Ahzab ditahun 627 M (3 tahun setelah perang uhud) armada tempur yang beliau  pimpin sudah berkekuatan 3000 orang. Ini berarti kader  beliau meningkat menjadi 425% selama periode itu.
Dan ketika Mekkah ditaklukkan pada Perang Fathu Makkah di tahun 630 M (tiga tahun setelah perang ahzab) beliau secara menakjubkan telah memimpin pasukan sebanyak 10.000 orang
Lalu dua bulan setelah Perang Fathu Makkah, yaitu pada Perang Hunain beliau telah memiliki kekuatan militer sebanyak 12.000 orang .  Walaupun pada perang ini  kekacauan melanda  ummat islam karena terlalu menyombongkan jumlah, tetapi kader rasulullah yang mengikuti perang ini banyak  yang sangat berjasa pada perkembangan Islam pada periode berikutnya. Mereka telah mengambil pelajaran berharga dari kekacauan mereka di Hunain. Kita pilih kata kekacauan, bukan kekalahan, karena pada akhirnya perang Hunain dimenangkan oleh Rasulullah dengan korban yang cukup banyak.

Saudaraku... peningkatan jumlah tersebut adalah tanpa menghitung Sahabat Rasulullah yang syahid di berbagai medan tempur tersebut. Dan kemampuan melipatgandakan SDM pada situasi perang tentu jauh lebih rumit dibanding situasi aman.

Tatkala Makkah sudah ditaklukkan, 2 tahun kemudian pada haji wada', berkumpul sejumlah sahabat yang mendengarkan khutbah beliau sekitar 100 ribu orang dengan keunggulan SDM dan spesialisasi di bidangnya masing-masing. Sungguh sebuah pelipatgandaan jumlah yang sulit ditiru.    
belajar jurus ipsi
Saya coba untuk menyampaikan sejarah singkat IPSI, yang awal keberadaannya tidak lepas dari perjuangan bangsa kita.
  1. Beberapa bulan setelah proklamasi kemerdekaan, akibat agresi belanda, resminya sejak 4 Januari 1946 sampai 27 Desember 1949, Pemerintah RI mengungsi ke Yogyakarta dan Bukittinggi. Sementara Jakarta dan Bandung/Jabar diduduki Belanda. (diduga menjadi faktor kesulitan, mengapa tidak banyak tokoh silat Jabar yg ikut deklarasi pendirian IPSI dan Kongres I IPSI). Pasukan Siliwangi menjadi kekuatan utama Pemerintah RI di Yogyakarta.
  2.  Para tokoh pencak silat (pencak, istilah umum dipakai di Jateng-Jatim, silat/silek, istilah yg biasa dipakai di Sumbar, digabung menjadi kata majemuk 'pencak silat'), memprakarsai terbentuknya Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPPPSI).
Pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, para tokoh pencak silat melalui PPPPSI, mendeklarasikan berdirinya IPSI, dan menunjuk Mr. Wongsonegoro sebagai Ketua Umum. Konggres I IPSI yang tidak lama diselenggarakan setelah deklarasi, mengukuhkan Mr.Wongsonegoro sebagai Ketua Umum PB IPSI, yang bekedudukan di ibukota RI saat itu, Yogyakarta.
  1.  Menyesuaikan kembalinya pusat Pemerintahan RI ke Jakarta pada 1950, PB IPSI ikut pindah dari Yogyakarta ke Jakarta (sebagian personil).
  2.  Selain mempersatukan kekuatan pejuang persilatan, IPSI juga memandang perjuangan melalui olahraga dan pendidikan pencak silat, mempunyai peran besar dalam mempersatukan dan meningkatkan harkat dan harga diri bangsa.
  3. Dipicu pemberontakan DI/TII SM Kartosoewiryo, maka Panglima Territorium III, Kolonel RA Kosasih (terakhir Let Jend TNI), dibantu kolonel Hidayat dan kolonel Harun membentuk PPSI (Persatuan Pencak Silat Indonesia).
Membangun kekuatan teritorial masyarakat melalui pembinaan dengan titik berat pada seni pertunjukan tradisional Ibing Penca dan beladiri pencak silat, guna melawan DI/TII yang beroperasi di Jawa Tengah bagian barat, Jawa Barat, Jakarta, sampai Lampung.
Belakangan, terjadi dualisme pembinaan pencak silat di Jabar dan Jakarta. Masing masing, IPSI, PPSI dan BAPENSI, bersaing masuk acara PON.
  1. Dari catatan sejarah perjuangan olahraga/induk olahraga:
a.       1950, ada KOI (pimpinan Sultan HB IX) dan PORI (pimpinan Widodo Sosrodiningrat).
b.       1951, PORI melebur ke KOI.
c.        1960, menjadi KOGOR (Komando/komite Gerakan Olah Raga).
d.       1962, dibentuk Departemen Olah Raga/DEPORA, dengan Menteri Maladi.
e.       1964, menjelang Asian Games IV, menjadi DORI (Dewan Olah Raga Indonesia) dipimpin ex officio oleh Presiden Soekarno dan Menteri Olah Raga, Maladi.
f.         25 Desember 1965, IPSI ikut mendirikan Sekretariat Bersama Top Organisasi Cabang  Olah Raga. Yang kemudian mengusulkan mengganti DORI menjadi KONI.
g.       31 Desember 1966, IPSI ikut menjadi pendiri KONI, organisasi independen non politik, dengan Ketum Sri Sultan HB IX.
  1. Pada era 1960 an, PB IPSI membentuk laboratorium pencak silat, untuk menyusun aturan baku yang memenuhi kriteria pertandingan olahraga. Para laboran adalah bp. Arnowo Adjie dari Kelatnas Perisai Diri, Januarno dan Imam Suyitno dari PSHT, bp. Hadimulyo, Dr. Rachmadi dan Dr. Djoko Waspodo dari KPS Nusantara. Hasil laboratorium ini mulai di ujicoba pada th 1969. Dipertandingkan pertamakali pada PON VIII th 1973 di Jakarta.
  2. Menjelang Konggres IV IPSI 1973,  dicari calon Ketua Umum PB IPSI untuk menggantikan Mr. Wongsonegoro yang sudah sepuh.
Didapatlah seorang kandidat, yaitu Gubernur DKI Jakarta, Brigjen TNI Tjokropranolo (terakhir berpangkat Let Jend). Diselenggarakan seminar2/diskusi dengan berbagai pihak di Tugu, Bogor, untuk langkah2 pembinaan kedepan. Antara lain dirumuskan aspek2 dalam pencak silat, yaitu Seni, Beladiri, Olahraga dan Kebatinan/Spiritual, sebagai jalur pembinaan lengkap.
Bp Tjokropranolo/bang Nolly, yang memiliki garis keturunan dari pendekar pencak Jawa, Gagak Handoko, dibantu sepenuhnya oleh tokoh2 perguruan:
a.       Tapak Suci : bp Haryadi Mawardi, bp Tanamas.
b.       KPS Nusantara : bp Hadimulyo, Sumarnohadi, Dr.Rachmadi, Dr. Djoko Waspodo.
c.        Kelatnas Perisai Diri : bp Arnowo Adjie HK.
d.       Pashadja Mataram: bp KRT Soetardjonegoro.
e.       PerPI Harimurti: bp. Sukowinadi.
f.         Perisai Putih: bp Maramis, bp Runtu, Sutedjo dan Himantoro.
g.        Putra Betawi: bp. H.Saali.
h.       Persaudaraan Setia Hati/PSH: Mariyun Sudirohadiprodjo, Mashadi, Harsoyo, HM Zain.
i.         Persaudaraan Setia Hati Terate/PSHT: bp Januarno, Imam Suyitno, Laksma Pamuji.
Menyusun rancangan, langkah strategis untuk mengembangkan pencak silat kedepan.
  1.  Kebetulan bang Nolly dan para pendiri  PPSI adalah satu korps, Corps Polisi Militer/CPM. Pembicaraan untuk mempersatukan menjadi lebih lancar. Dimulai dengan Sekretariat Bersama IPSI-PPSI di Stadion Utama Senayan, dilanjutkan dengan pernyataan yang disampaikan Ketua Harian PPSI, bp. H.SUHARI SAPARI di Konggres IV IPSI 1973,  bahwa PPSI bergabung di IPSI, seluruh anggota PPSI otomatis menjadi anggota IPSI. Konggres juga menetapkan Tjokropranolo sebagai Ketua Umum PB IPSI menggantikan Mr Wongsonegoro.
  2.  Oleh Tjokropranolo/ PB IPSI, maka  PPSI dan 9 perguruan tersebut, atas peran jasanya dalam "era baru" IPSI, ditetapkan sebagai perguruan tingkat pusat, dengan hak istimewa, dibebaskan dari syarat umum untuk menjadi anggota tingkat pusat. Dimasa bp Eddie M Nalapraya, kemudian disebut sebagai perguruan historis IPSI.
  3.  Atas saran presiden, untuk mengenalkan pendidikan pencaksilat di sekolah2, agar dimulai dengan olahraga rekreasi/kesehatan massal, dengan menyusun SPI (senam pagi Indonesia), dengan memasukkan unsur2 gerakan pencak silat.
Adapun kurikulum pelajaran pencak silat di sekolah, dengan penyusun bp Mariyun cs, kurang diterima perguruan2 didaerah. Dilain pihak perguruan2 juga belum berhasil menyusun silabus kurikulum sendiri. Sehingga program kurikulum pencak silat di sekolah menjadi kandas. Kedepan hanya bisa dilaksanakan dengan berbasis perguruan.
  1. Bang Nolly mulai merintis diplomasi untuk mendirikan PERSILAT. Mendorong terbentuknya Pengda dan Pengcab IPSI diseluruh Indonesia.
  2. Berganti kemasa bp Eddie M Nalapraya. Aspek2 lengkap mulai dikembangkan. Ada workshop2 untuk pengembangan pencak silat seni dll. Didukung pendanaan yang powerfull dari Bambang Tri, Prabowo Subianto, Rossano Barack dan terakhir Rachmat Gobel.
  3. Pada Konggres/MUNAS XII IPSI 2007, ditetapkan lima perguruan yang memenuhi syarat menjadi anggota tingkat pusat kategori biasa, yaitu, Persinas ASAD, Kalimasada, PSTD Indonesia, Satria Muda Indonesi dan Betako Merpati Putih. 
Demikian. Dalam tiap tahap tentu ada kisah panjang lebar. Titik berat konsep pembinaan ala 1973 tentu harus ada penyesuaian dengan tuntutan jaman. Khususnya bagaimana membina pencak silat tradisional yang mengakar pada budaya nusantara. Perlu pembaruan pemikiran dan strategi.
"BS.MELATI" berasal dari JAWA BARAT

Berawal dari seorang Guru yang mempunyai murid terbaik sebanyak 7 orang dan kemudian karena Guru tersebut merasa sudah tidak sanggup untuk mengembangkan B.S. pada tahun 1979, B.S. yang dipegang oleh Bapak H. Achmad Busjairi H.S. ( salah satu murid terbaik ) akhirnya berkembang dengan pesat di Surabaya, Jawa Timur.

Lalu Guru memerintahkan ke-6 muridnya yang lain untuk membantu dan bergabung dengan H.Achmad Busjairi H.S. di Budi Suci Jawa Timur sendiri.

Disaat bersamaan ke-6 teman seperguruan H. Achmad Busjairi H.S. juga mendirikan perguruan masing-masing dengan memakai nama yang sama yaitu B.S.

Untuk membedakan H. Ahcmad Busjairi H.S. berkeinginan untuk merubah nama B.S. tetapi niat itu dibatalkannya karena H. Achmad Busjairi H.S. pada dasarnya sangat menyukai nama tersebut, maka nama B.S. kemudian ditambah menjadi Budi Suci Melati ( B.S.M ) yang memiliki makna kesucian secara lahir batin dan berakhlak mulia yang diibaratkan bagai bunga melati nan putih dan harum mewangi.

Seiring berjalannya waktu perkembangan B.S.MELATI tidak begitu baik karena banyaknya konflik dan pertentangan berasal dari B.S. yang lain.

H.Achmad Busjairi H.S. memutuskan untuk pindah ke Jawa Tengah, di Kota Kudus. Di Kudus. H. Achmad Busjairi H.S mulai melakukan pembenahan dengan menjadikan B.S.M. perguruan silat yang terorganisir, memiliki struktur organisasi yang lengkap dan berbadan hukum serta perlindumgan hukum lainnya.

B.S.M di Pulau Jawa berkembang sangat pesat, kemudian mulai membuka cabang di Pulau SUMATRA (JAMBI, RIAU, LAMPUNG, BATAM, dl ), Pulau KALIMANTAN ( PONTIANAK ), SULAWESI (DONGGALA, TATAO, dll), dan NTB (MATARAM, LOMBOK TIMUR, dan SUMBAWA BARAT), bahkan sampai keluar negeri yaitu di MALAYSIA tepatnya di SARAWAK dan SIBU. Pada tahun 2004, H. Achmad Busjairi H.S. meniggal dunia, sebelum wafat Beliau mengembankan tugas kepada putranya yang bernama Erieke Yuryevi Anthony untuk mengambil alih posisi Guru Besar, dan masih dipegang hingga saat ini..

Berbudi pekerti yang luhur,,tak ayal membuat orang-orang semakin tertarik untuk bergabung bersama keluarga besar "BS.MELATI" yang hingga saat ini BS.MELATI sudah mampu menunjukkan prestasi-prestasi yang gemilang dan sebagai seni beladiri yang berstandar nasional dibawah naungan IPSI "BS.MELATI akan selalu dan senantiasa mendukung program pemerintah untuk melestarikan budaya pencak silat....




SALAM DAMAI dan PERSAUDARAAN

" BS.MELATI "


sejarah pancak silat

Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri yang berasal dari Asia Tenggara. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu nusantara. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Ø  SEJARAH

Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapipada abad ke-11.Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Si Pitung, Hang Tuah, dan Gajah Mada

Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur.Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya. Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing.

Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri ini. Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.

Ø  PENCAK SILAT DI DUNIA

Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olah raga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olah raga internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional.Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.

Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2002 mengambil tempat di Penang, Malaysia pada Desember 2002.Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga, masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama Silek dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan ribuan perguruan.





Ø  ISTILAH DALAM PENCAK SILAT



Sikap dan Gerak

Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.

Langkah

Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya langkah tiga dan langkah empat.

Teknik atau Buah

Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.

Jurus

Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.





Ø  ASPEK DAN BENTUK

Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:

1.     Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.

2.     Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.

3.     Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.

4.     Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.

Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olah raga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.

Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia



Ø  ORGANISASI PENCAK SILAT

§  PERSILAT- Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa

§  IPSI - Ikatan Pencak Silat Indonesia

§  FP2STI - Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia

§  PESAKA Malaysia - Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia

§  PERSISI - Persekutuan Silat Singapore

§  EPSF - European Pencak Silat Federation

Sampai saat ini anggota Organisasi Pencak Silat yang sudah terdaftar/tercatat di PERSILAT sebanyak 33 organisasi di seluruh dunia.




Kamis, 27 Februari 2014



"BS.MELATI" berasal dari JAWA BARAT Berawal dari seorang Guru yang mempunyai murid terbaik sebanyak 7 orang dan kemudian karena Guru tersebut merasa sudah tidak sanggup untuk mengembangkan B.S. pada tahun 1979, B.S. yang dipegang oleh Bapak H. Achmad Busjairi H.S. ( salah satu murid terbaik ) akhirnya berkembang dengan pesat di Surabaya, Jawa Timur. Lalu Guru memerintahkan ke-6 muridnya yang lain untuk membantu dan bergabung dengan H.Achmad Busjairi H.S. di Budi Suci Jawa Timur sendiri. Disaat bersamaan ke-6 teman seperguruan H. Achmad Busjairi H.S. juga mendirikan perguruan masing-masing dengan memakai nama yang sama yaitu B.S. Untuk membedakan H. Ahcmad Busjairi H.S. berkeinginan untuk merubah nama B.S. tetapi niat itu dibatalkannya karena H. Achmad Busjairi H.S. pada dasarnya sangat menyukai nama tersebut, maka nama B.S. kemudian ditambah menjadi Budi Suci Melati ( B.S.M ) yang memiliki makna kesucian secara lahir batin dan berakhlak mulia yang diibaratkan bagai bunga melati nan putih dan harum mewangi. Seiring berjalannya waktu perkembangan B.S.MELATI tidak begitu baik karena banyaknya konflik dan pertentangan berasal dari B.S. yang lain. H.Achmad Busjairi H.S. memutuskan untuk pindah ke Jawa Tengah, di Kota Kudus. Di Kudus. H. Achmad Busjairi H.S mulai melakukan pembenahan dengan menjadikan B.S.M. perguruan silat yang terorganisir, memiliki struktur organisasi yang lengkap dan berbadan hukum serta perlindumgan hukum lainnya. B.S.M di Pulau Jawa berkembang sangat pesat, kemudian mulai membuka cabang di Pulau SUMATRA (JAMBI, RIAU, LAMPUNG, BATAM, dl ), Pulau KALIMANTAN ( PONTIANAK ), SULAWESI (DONGGALA, TATAO, dll), dan NTB (MATARAM, LOMBOK TIMUR, dan SUMBAWA BARAT), bahkan sampai keluar negeri yaitu di MALAYSIA tepatnya di SARAWAK dan SIBU. Pada tahun 2004, H. Achmad Busjairi H.S. meniggal dunia, sebelum wafat Beliau mengembankan tugas kepada putranya yang bernama Erieke Yuryevi Anthony untuk mengambil alih posisi Guru Besar, dan masih dipegang hingga saat ini.. Berbudi pekerti yang luhur,,tak ayal membuat orang-orang semakin tertarik untuk bergabung bersama keluarga besar "BS.MELATI" yang hingga saat ini BS.MELATI sudah mampu menunjukkan prestasi-prestasi yang gemilang dan sebagai seni beladiri yang berstandar nasional dibawah naungan IPSI "BS.MELATI akan selalu dan senantiasa mendukung program pemerintah untuk melestarikan budaya pencak silat.... SALAM DAMAI dan PERSAUDARAAN " BS.MELATI "